PSM Makassar Tundukkan Semen Padang 2-0: Pelatih Eduardo Almeida Akui Kualitas Jauh di Bawah Lawan
Nermin Haljeta pencetak gol kedua PSM Makassar saat menghadapi Semen Padang, Kamis 10 April 2025 di Stadion BJ Habibie. (Foto: PSM Makassar)
D'On, Parepare – Stadion BJ Habibie kembali menjadi saksi bisu keperkasaan PSM Makassar di pentas Liga 1. Dalam laga pekan ke-28 yang berlangsung Kamis sore, tim Juku Eja tampil dominan dan berhasil menaklukkan tamunya, Semen Padang, dengan skor meyakinkan 2-0. Gol-gol kemenangan PSM dicetak oleh dua pemain asing andalan mereka, Aloisio Neto di menit ke-30 dan Nermin Haljeta pada menit ke-72.
Kemenangan ini bukan hanya menjadi tambahan tiga poin penting bagi PSM Makassar, tapi juga menjadi gambaran nyata perbedaan kualitas yang mencolok antara kedua tim yang tengah berada di kutub yang berbeda dalam klasemen sementara Liga 1. PSM kini mantap menduduki posisi keempat dengan 43 poin, sedangkan Semen Padang kian terpuruk di zona degradasi, tertahan di peringkat ke-17 dengan hanya 22 poin.
Eduardo Almeida: “PSM Terlalu Tangguh untuk Kami”
Dalam sesi jumpa pers usai pertandingan, pelatih Semen Padang, Eduardo Almeida, tak segan mengakui bahwa timnya kalah dalam hampir semua aspek permainan. Menurut pelatih asal Portugal itu, salah satu keunggulan paling mencolok dari PSM adalah kekuatan mereka dalam memanfaatkan situasi bola mati.
“PSM Makassar punya pemain-pemain dengan postur yang sangat mendukung dalam duel bola mati. Kami tidak punya pemain dengan tinggi dan kekuatan fisik seperti mereka, dan itulah yang dimanfaatkan lawan dengan sangat baik,” ungkap Eduardo.
Ia menyoroti bagaimana PSM mencetak gol pertama melalui situasi bola mati yang memang menjadi senjata andalan mereka musim ini. Sedangkan gol kedua lahir dari permainan terbuka yang menunjukkan efisiensi tinggi dalam memanfaatkan celah pertahanan lawan.
Upaya Perubahan yang Tak Membawa Hasil
Eduardo juga menjelaskan bahwa dirinya mencoba melakukan perubahan strategi di babak kedua dengan harapan bisa membalikkan keadaan. Ia meminta anak asuhnya untuk bermain lebih terbuka dan menyerang, namun upaya tersebut tak membuahkan hasil yang diinginkan.
“Kami mencoba mengambil risiko dengan membuka permainan dan meningkatkan tekanan. Tapi kami tidak mampu menciptakan peluang berarti. Sebaliknya, PSM justru semakin solid dan mematikan dalam transisi,” jelasnya.
Komentar Pemain: “Pertandingan Berat, Kami Harus Segera Bangkit”
Mendampingi sang pelatih dalam konferensi pers, salah satu pemain Semen Padang, Ridwan, juga mengakui bahwa pertandingan melawan PSM adalah tantangan berat. Ia menyebut lawan bermain dengan sangat terorganisir dan disiplin, menyulitkan timnya untuk berkembang di atas lapangan.
“PSM memang jauh lebih baik. Kami mencoba memberi perlawanan, tapi mereka sangat sulit ditembus. Hasil ini jelas di luar ekspektasi kami,” kata Ridwan dengan nada kecewa.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa timnya tidak boleh terlalu lama larut dalam kekecewaan. Dengan kompetisi yang masih menyisakan beberapa pekan, Ridwan mengajak rekan-rekannya untuk segera bangkit dan fokus menatap pertandingan berikutnya.
“Sekarang kami harus evaluasi total dan kembali fokus. Setiap pertandingan ke depan akan jadi final bagi kami untuk bisa bertahan di Liga 1,” ujarnya.
Langkah PSM Mantap, Nasib Semen Padang di Ujung Tanduk
Dengan kemenangan ini, PSM menunjukkan konsistensi yang mulai terbangun di paruh akhir musim. Dukungan suporter yang memadati Stadion BJ Habibie menjadi energi tambahan yang terus menyulut semangat para pemain.
Sebaliknya, Semen Padang menghadapi tantangan berat dalam beberapa pekan ke depan. Posisi mereka di zona merah menuntut poin demi poin untuk bisa lolos dari jerat degradasi. Kekalahan dari PSM menjadi sinyal bahwa perbaikan besar harus segera dilakukan, jika mereka ingin menghindari nasib pahit turun kasta musim depan.
Pertarungan di Liga 1 kian memanas, dan bagi Semen Padang, setiap laga kini bukan hanya tentang poin melainkan soal bertahan hidup.
(EN)
#Sepakbola #Olahraga #SemenPadangFC #Liga1