Rekonstruksi Berdarah di Way Kanan: Aiptu K Hadir Bawa Dua Ayam untuk Dijual, Sebelum Tiga Polisi Tumbang Ditembak
Aiptu K, anggota Polisi Polda Sumatera Selatan yang merupakan tersangka kasus perjudian. | Foto: Sinta Yuliana/Lampung Geh)
D'On, Way Kanan, Lampung - Suasana di Kampung Karang Manik, Register 44, Negara Batin, Way Kanan, mendadak menjadi sorotan publik usai terjadinya insiden penembakan yang menewaskan tiga anggota kepolisian. Kamis (17/4), aparat melakukan rekonstruksi untuk mengurai satu per satu momen yang mengarah pada tragedi tersebut. Salah satu tokoh yang turut dihadirkan dalam rangkaian rekonstruksi adalah Aiptu K, anggota Polda Sumatera Selatan yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus perjudian sabung ayam.
Namun yang menarik perhatian, bukan hanya statusnya sebagai aparat hukum yang diduga terlibat dalam perjudian, melainkan juga detail kecil namun mencolok yang terungkap di adegan rekonstruksi ke-22: Aiptu K datang ke lokasi sabung ayam tidak dengan tangan kosong.
Sekitar pukul 16.00 WIB, mobil Daihatsu Sigra berwarna abu-abu metalik berhenti di jalan tanah yang membelah perkebunan karet dan semak liar. Dari dalamnya, Aiptu K turun sambil membawa dua ekor ayam jago—yang dibungkus dalam anyaman bambu khas para pemain sabung ayam. Bulu ayam berwarna mengilap, mencerminkan kualitas tarung yang biasanya dibanggakan para petaruh.
"Adegan 22, sekira pukul 16.00 WIB, saksi 24 (Aiptu K) datang menggunakan mobil Sigra membawa dua ekor ayam," ungkap Kapten CPM Kurizi dari Detasemen Polisi Militer II/3 Lampung yang memimpin jalannya rekonstruksi.
Situasi di gelanggang sabung ayam saat itu tampak hidup. Hiruk pikuk para penjudi, suara teriakan pendukung ayam yang bertarung, dan bau khas keringat bercampur debu menyelimuti lokasi. Aiptu K, seperti dinyatakan dalam rekonstruksi, tidak hanya datang untuk menjual ayam. Ia juga sempat mengadu salah satu ayamnya di arena, yang dikelilingi oleh pagar bambu dan tribun darurat dari kayu lapuk.
Tak lama berselang, pada adegan ke-23 sekitar pukul 16.30 WIB, muncul saksi lain: Horizal, atau yang dikenal sebagai saksi 9. Ia datang dengan kendaraan Toyota Rush milik istri dari Peltu YHL, seorang anggota TNI yang juga disebut dalam rangkaian kasus ini.
"Horizal memarkirkan mobilnya agak jauh dari gelanggang. Tujuannya bukan untuk berjudi, tapi menjemput Peltu YHL yang kabarnya akan berobat ke Bandar Lampung," jelas Kurizi.
Meski begitu, kehadiran Horizal di lokasi perjudian tetap menjadi bagian penting dari rangkaian peristiwa yang sedang diselidiki, mengingat penembakan terhadap tiga polisi Lampung terjadi tak lama setelahnya.
Selama berada di lokasi, Aiptu K sempat beristirahat di warung dekat arena sabung ayam. Di sana, ia bercengkerama dengan para penjudi lain sambil sesekali memandangi ayamnya yang sedang dipelihara di bawah meja bambu.
Apa yang terjadi setelah itu, menjadi babak kelam yang masih terus diurai oleh penyidik. Tiga anggota polisi Lampung yang datang ke lokasi dengan tujuan penggerebekan, justru meregang nyawa setelah terjadi insiden tembak-menembak yang belum sepenuhnya terungkap ke publik.
Kehadiran Aiptu K anggota polisi yang seharusnya menegakkan hukum di tengah arena perjudian, lengkap dengan dua ayam jago, menjadi ironi mendalam dalam kasus ini. Rekonstruksi ini bukan hanya bertujuan mengungkap siapa pelaku utama, tapi juga memetakan sejauh mana aparat keamanan terlibat dalam kegiatan ilegal yang selama ini kerap diselimuti oleh bayang-bayang kekuasaan dan loyalitas antar lembaga.
(Geh)
#PolisiTewasDitembak #Penembakan #JudiSabungAyam