RI Terkena Tarif Impor AS, Prabowo Kirim Tim Negosiasi ke Washington
![]() |
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Foto: Carlos Barria/REUTERS dan ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari |
D'On, Jakarta - Kebijakan tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap Indonesia telah memicu reaksi cepat dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Dengan meningkatnya tarif impor AS dari basis 10 persen menjadi 32 persen, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan daya saing produknya di pasar Amerika. Pemerintah pun bergerak cepat untuk menilai dampak kebijakan ini serta menyusun strategi negosiasi.
Dampak Tarif Baru terhadap Ekspor Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa lonjakan tarif ini dapat memberikan pukulan telak bagi sektor ekspor Indonesia. Sejumlah komoditas utama, seperti elektronik, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, palm oil, karet, furnitur, serta produk perikanan seperti udang, berisiko mengalami penurunan daya saing di pasar AS.
“Pemerintah Indonesia akan segera melakukan perhitungan komprehensif mengenai dampak dari kebijakan ini terhadap sektor-sektor tersebut, serta ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Kami juga akan menempuh langkah strategis guna memitigasi efek negatif yang ditimbulkan,” ujar Airlangga dalam pernyataan resmi, Kamis (3/4).
Tak hanya berdampak pada ekspor, kebijakan tarif AS juga berimbas pada stabilitas ekonomi domestik. Pemerintah bersama Bank Indonesia tengah memastikan stabilitas nilai tukar Rupiah serta menjaga likuiditas valuta asing agar dunia usaha tetap beroperasi secara optimal di tengah ketidakpastian global.
Langkah Strategis: Negosiasi dan Deregulasi
Sejak awal tahun, pemerintah telah menyiapkan serangkaian strategi guna menghadapi tarif resiprokal AS. Upaya ini mencakup koordinasi lintas kementerian, keterlibatan perwakilan diplomatik di AS, serta konsultasi dengan para pelaku usaha nasional. Komunikasi intensif ini bertujuan untuk mempersiapkan negosiasi yang akan dilakukan dalam waktu dekat.
Sebagai langkah konkret, Presiden Prabowo telah menginstruksikan pengiriman delegasi tingkat tinggi ke Washington DC guna melakukan negosiasi langsung dengan pemerintah AS. Delegasi ini terdiri dari pejabat senior pemerintahan, diplomat, serta perwakilan dunia usaha yang memiliki kepentingan langsung terhadap hubungan dagang Indonesia-AS.
Negosiasi ini tidak hanya berfokus pada tarif, tetapi juga mencakup isu-isu yang disoroti dalam laporan National Trade Estimate (NTE) 2025 yang dirilis oleh US Trade Representative (USTR). Salah satu aspek krusial yang disoroti adalah kebijakan Non-Tariff Measures (NTMs) yang dianggap menghambat akses pasar bagi produk-produk AS di Indonesia.
Dalam merespons hal ini, Presiden Prabowo telah mengarahkan Kabinet Merah Putih untuk melakukan deregulasi, menyederhanakan aturan-aturan yang berpotensi menghambat investasi dan perdagangan internasional. Pemerintah juga tengah menyiapkan kebijakan struktural yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global, serta menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif.
Kolaborasi ASEAN dalam Menghadapi Kebijakan AS
Indonesia tidak sendirian dalam menghadapi kebijakan proteksionisme AS ini. Mengingat seluruh negara anggota ASEAN terkena dampak kebijakan serupa, Indonesia telah menjalin komunikasi dengan Malaysia selaku pemegang Keketuaan ASEAN. Langkah ini diambil guna merumuskan strategi bersama dalam merespons kebijakan perdagangan AS yang dinilai memberatkan negara-negara berkembang.
Langkah kolaboratif ini tidak hanya memperkuat posisi negosiasi Indonesia, tetapi juga membuka peluang bagi ASEAN untuk menyuarakan kepentingan kolektif di forum internasional. Dengan memperkuat kerja sama regional, diharapkan negara-negara ASEAN dapat menghadapi tantangan perdagangan global dengan lebih solid dan terkoordinasi.
Menjaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi
Meski menghadapi tantangan berat, pemerintah tetap berkomitmen untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan berbagai kebijakan strategis yang tengah disusun, Indonesia berupaya untuk mempertahankan kepercayaan pelaku pasar, menarik lebih banyak investasi asing, serta menciptakan lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat.
Di tengah ketidakpastian global, pemerintah optimistis bahwa kombinasi negosiasi, deregulasi, serta kerja sama regional akan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan perdagangan internasional. Dengan langkah-langkah yang telah dan akan diambil, Indonesia berusaha memastikan bahwa kepentingan nasional tetap terjaga di panggung ekonomi global.
(Mond)
#TarifImporTrump #Nasional #Bisnis