Breaking News

Satpol PP Padang Tertibkan PKL di Pasar Bandar Buat: Upaya Humanis Wujudkan Ketertiban Kota


D'On, Padang
-
 Suasana Pasar Bandar Buat terlihat sedikit berbeda. Di antara deru kendaraan dan suara tawar-menawar yang biasa menghidupkan denyut pasar, hadir sekelompok petugas berseragam cokelat khaki. Mereka bukan untuk berkonfrontasi, melainkan menjalankan misi yang kian mendesak: menertibkan para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di fasilitas umum, trotoar, hingga badan jalan, pada Sabtu (6/4/2025).

Penertiban yang berlangsung pada Minggu (6/4) tersebut dipimpin langsung oleh Camat Luki bersama Tim III dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Padang. Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas administratif, melainkan bagian dari langkah strategis pemerintah untuk menciptakan ruang kota yang tertib, aman, dan nyaman bagi seluruh warga.

Pendekatan Persuasif dan Humanis

Tidak seperti operasi yang kerap diwarnai konflik, penertiban kali ini dilaksanakan dengan pendekatan persuasif dan humanis. Para petugas berdialog langsung dengan para pedagang, menjelaskan alasan penertiban, dan menawarkan solusi jangka panjang.

“Ini bukan tentang menggusur, tetapi mengatur. Kami ingin membangun kesadaran bersama bahwa trotoar dan badan jalan bukan tempat berdagang. Ini demi keselamatan dan kenyamanan bersama,” ungkap Chandra Eka Putra, Kepala Satpol PP Padang.

Ia menegaskan bahwa pihaknya memahami realitas sosial dan ekonomi para PKL. Namun, di sisi lain, keberadaan pedagang yang menggunakan fasilitas umum secara tidak semestinya telah memicu kemacetan, merusak estetika kota, dan berpotensi membahayakan keselamatan warga.

Suasana Kondusif dan Respons Warga

Penertiban berjalan dalam suasana yang relatif tenang dan tertib. Sejumlah pedagang, meski awalnya sempat terkejut, akhirnya menerima imbauan petugas dengan lapang dada. Beberapa di antaranya bahkan mulai mengemasi barang dagangan tanpa paksaan.

Warga sekitar yang menyaksikan kegiatan ini turut memberikan dukungan. Banyak di antara mereka mengaku sering merasa tidak nyaman berjalan kaki karena trotoar yang dipenuhi lapak dagangan.

“Kadang kita harus turun ke jalan karena trotoar penuh. Itu sangat berbahaya, terutama bagi anak-anak dan lansia,” ujar Rahmi, warga setempat yang saban hari melintasi kawasan pasar.

Harapan Mewujudkan Pasar yang Tertib dan Ramah

Penertiban ini, menurut Chandra Eka Putra, merupakan bagian dari agenda berkelanjutan untuk menata kawasan-kawasan strategis di Kota Padang, khususnya area pasar yang kerap menjadi pusat konsentrasi massa.

“Kami tidak hanya melakukan penertiban, tetapi juga terus menjalin komunikasi dengan para pedagang. Harapannya, mereka dapat menempati lokasi yang telah disediakan pemerintah, tanpa harus mengorbankan hak pejalan kaki dan pengguna jalan,” katanya.

Satpol PP juga mengingatkan bahwa penggunaan fasilitas umum untuk berdagang tidak hanya melanggar aturan, tetapi juga berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Ketertiban dan kenyamanan lingkungan akan mendorong lebih banyak pengunjung datang, yang pada akhirnya turut meningkatkan pendapatan pedagang sendiri.

Menuju Kota yang Lebih Manusiawi

Dengan penertiban ini, pemerintah berharap dapat mengembalikan fungsi ruang publik sebagaimana mestinya—tempat yang aman, bersih, dan inklusif untuk semua.

Pasar Bandar Buat adalah salah satu denyut nadi perekonomian warga Padang. Namun, denyut itu harus berdetak seirama dengan aturan dan tata kota yang manusiawi. Dan melalui langkah-langkah seperti ini, Kota Padang perlahan melangkah menuju masa depan yang lebih tertib, aman, dan nyaman bagi seluruh warganya.


Kalau kamu ingin versi yang lebih naratif atau bahkan dalam bentuk feature berita panjang, aku bisa bantu juga. Mau dibuat ke arah itu?