Sentuhan Kemanusiaan di Balik Tembok Desaku Menanti: Wawako Maigus Nasir Bawa Harapan Baru untuk Warga Binaan
Wawako Padang Maigus Nasir Kunjungi Desaku Menanti
D'On, Padang - Di balik kerindangan pepohonan dan udara yang masih segar di Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, terdapat sebuah kompleks yang menyimpan banyak cerita perjuangan dan harapan: Desaku Menanti. Kompleks ini bukan sekadar tempat tinggal sementara bagi para gelandangan dan pengemis yang dibina oleh negara, namun juga sebuah ruang transisi menuju kehidupan yang lebih bermartabat.
Selasa pagi (8/4/2025), Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, menyempatkan diri untuk melakukan kunjungan langsung ke kawasan ini. Didampingi oleh Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Heriza Syafani, dan Camat Koto Tangah, Fizlan Setiawan, kunjungan ini bukan hanya simbolis, tapi sarat dengan pesan kuat tentang pentingnya pemberdayaan sosial dan pembangunan karakter.
“Kami datang ke sini bukan hanya untuk melihat, tapi untuk memastikan bahwa program pembinaan benar-benar menyentuh kebutuhan warga binaan. Harapan kita, setelah enam tahun maksimal tinggal di sini, mereka mampu berdiri sendiri dan hidup mandiri,” ujar Maigus dalam dialog hangat bersama para penghuni kompleks.
Desaku Menanti, yang digagas sejak tahun 2017 oleh Kementerian Sosial RI, bukan hanya menawarkan hunian layak. Lebih dari itu, kompleks ini menjadi laboratorium sosial — tempat mereka yang pernah hidup di jalanan diberi kesempatan kedua untuk bangkit. Di sana, pelatihan keterampilan diberikan secara berkelanjutan, mulai dari perbengkelan, kerajinan tangan, hingga pengolahan kuliner.
Maigus menekankan bahwa pendekatan yang dilakukan harus menyentuh aspek jangka panjang. “Pemberdayaan tidak hanya tentang ekonomi, tapi juga tentang pendidikan dan masa depan anak-anak mereka. Kita harus pikirkan bagaimana anak-anak di sini bisa tumbuh seperti anak-anak lainnya — dengan harapan, akses pendidikan, dan perlindungan dari lingkungan yang rentan,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, perhatian Wakil Wali Kota juga tertuju pada Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS) Kasih Ibu, yang terletak bersebelahan dengan kompleks Desaku Menanti. Lembaga ini menjadi rumah sementara bagi anak-anak yang sedang menjalani rehabilitasi sosial akibat terjerat kasus hukum.
Wajah Maigus sempat berubah serius ketika memasuki ruang rehabilitasi. “Melihat anak-anak yang harus menghadapi proses hukum di usia belia sungguh menyayat hati. Kita sebagai pemerintah dan masyarakat harus hadir, jangan biarkan mereka merasa sendiri,” ucapnya lirih.
Ia menegaskan pentingnya sinergi berbagai pihak dalam mencegah anak-anak dari jerat kriminalitas. Melalui program Padang Juara dan Smart Surau, Pemko Padang tengah berupaya menghadirkan ruang edukasi dan pembinaan yang ramah anak dan berakar pada nilai-nilai lokal. “Kami berharap, orang tua, ninik mamak, dan masyarakat luas turut berperan. Tidak ada anak yang bercita-cita menjadi pelaku kriminal. Jika kita peka dan peduli, maka tak akan ada anak-anak kita yang harus hidup dalam trauma atau stigma,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Heriza Syafani, mengungkapkan bahwa sejak awal digulirkan pada 2017, program Desaku Menanti telah membangun 40 unit rumah layak huni. Mulai 2018, pelatihan dan pembinaan intensif terus digalakkan.
“Kami ingin mengubah paradigma. Bahwa mereka yang dahulu hidup sebagai gelandangan dan pengemis, bukan tidak berguna. Mereka hanya butuh ruang, bimbingan, dan kepercayaan. Dan Desaku Menanti hadir sebagai tempat yang membuka jalan itu,” ujarnya penuh optimisme.
Kunjungan Wakil Wali Kota Maigus Nasir hari itu bukan hanya rutinitas agenda kerja. Ia membawa serta harapan — bahwa di sudut-sudut kota yang selama ini terabaikan, masih ada masa depan yang bisa dibentuk. Dan bahwa setiap manusia, tak peduli latar belakangnya, berhak atas kesempatan kedua.
(Mond)
#DesakuMenanti #Padang #DinasSosialPadang