Breaking News

Serangan Tikus di IKN: Warisan Hutan yang Belum Terpecahkan

Deputi Bidang Pengendalian Pembangunan Otorita IKN Thomas Umbu Pati Tena

D'On, IKN
-
 Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang selama ini menjadi simbol peradaban baru Indonesia justru tengah menghadapi masalah klasik namun meresahkan: invasi tikus. Di tengah megahnya bangunan pemerintahan yang berdiri kokoh di jantung Kalimantan Timur, fenomena ini menciptakan ironi yang tak luput dari sorotan masyarakat dan media sosial.

Pemandangan tikus-tikus yang bebas berkeliaran di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) membuat sebagian pengunjung terkejut, sebagian lagi cemas. Tikus-tikus ini tak hanya muncul di area terbuka, tetapi juga terpantau berada di sekitar infrastruktur vital yang baru dibangun. Viral di media sosial, sejumlah video memperlihatkan tikus-tikus melintasi jalanan, taman, bahkan mendekati fasilitas umum.

Asal-Usul Serangan: Dari Hutan ke Ibu Kota

Deputi Bidang Pengendalian Pembangunan Otorita IKN, Thomas Umbu Pati Tena, menegaskan bahwa keberadaan tikus dalam jumlah besar bukan tanpa sebab. Ia menjelaskan bahwa area KIPP dulunya merupakan hutan perbukitan yang masih perawan. “Dahulu ini hutan yang lebat, perbukitan yang menyimpan banyak kehidupan liar. Termasuk, tentu saja, sarang tikus di berbagai sudut bawah tanah,” ujar Thomas saat diwawancarai di KIPP IKN, Minggu (6/4/2025).

Menurut Thomas, pembangunan masif yang mengubah lanskap alami menjadi struktur urban dalam waktu singkat, membuat habitat tikus terusik dan mendorong mereka keluar ke permukaan dan kawasan yang kini padat manusia. “Serangan ini tidak kami anggap remeh. Kami telah menebar ratusan perangkap di titik-titik strategis, serta menyalurkan racun tikus secara terkontrol,” tambahnya.

Antisipasi dan Respons Otorita IKN

Otorita IKN melalui Kedeputian Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, khususnya di sektor kesehatan lingkungan, telah mengambil langkah-langkah preventif dan kuratif. Selain penyebaran perangkap dan pestisida ramah lingkungan, edukasi kepada warga dan pengunjung juga mulai digencarkan.

“Kami sadar ini bukan hanya soal tikus, tapi tentang kebersihan dan disiplin kolektif. Tikus datang karena ada sumber makanan, dan sebagian berasal dari sampah yang dibuang sembarangan,” jelas Thomas lebih lanjut.

Sampah dan Ketidakdisiplinan Pengunjung: Faktor Pemicu Baru

Serangan tikus ini tidak dapat dilepaskan dari lonjakan pengunjung selama libur Lebaran 2025. Ribuan wisatawan dari berbagai kota, bahkan mancanegara, memadati kawasan IKN yang tengah naik daun sebagai destinasi baru. Namun, tidak semua pengunjung menjaga kebersihan lingkungan.

Dua wisatawan, Via dan Sarah, menyampaikan kekaguman mereka terhadap arsitektur dan tata kota IKN. “Gedung-gedungnya luar biasa estetik. Rasanya seperti berada di kota futuristik yang dibangun di tengah hutan,” kata Sarah. Namun, kekaguman mereka berubah menjadi keprihatinan saat melihat kondisi kebersihan.

“Sayangnya, banyak sampah plastik berserakan. Padahal sudah banyak papan petunjuk tentang tempat sampah. Mungkin pengunjungnya belum terbiasa disiplin,” tambah Via.

Kebiasaan membuang sampah sembarangan dinilai memperparah situasi, mempercepat reproduksi tikus yang dengan mudah menemukan makanan dari sisa konsumsi manusia.

Citra IKN di Ujung Tanduk?

Fenomena ini menjadi tantangan serius bagi pemerintah. Di tengah upaya besar untuk menjadikan IKN sebagai wajah baru Indonesia yang berkelanjutan, modern, dan berteknologi tinggi, kehadiran tikus justru menjadi simbol masalah perkotaan yang seharusnya tidak muncul di kota yang dibangun dari nol.

Serangan tikus ini seolah menjadi peringatan bahwa membangun kota tidak cukup hanya dengan infrastruktur beton dan arsitektur canggih. Pengelolaan ekosistem, edukasi masyarakat, dan kedisiplinan kolektif menjadi fondasi yang tak kalah penting.

Kini, Otorita IKN berpacu dengan waktu untuk mengembalikan citra kota baru ini ke jalur idealismenya. Sebab di balik gedung yang menjulang dan taman hijau yang tertata, tikus-tikus kecil itu telah mengirimkan pesan besar: IKN masih dalam proses menjadi kota yang benar-benar layak huni.

(Mond)

#Peristiwa #SeranganHamaTikus #IKN #Nasional