Breaking News

Siswi SMP Dijambak dan Diseret di Jalan Raya Usai Diduga Dicekoki Alkohol

Seorang siswi SMP di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, dijambak hingga diseret di jalan raya oleh sekelompok remaja perempuan. (Istimewa)

D'On, Gowa, Sulawesi Selatan
– Jalanan di Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menjadi saksi bisu dari sebuah tragedi memilukan yang dialami seorang gadis remaja berusia 15 tahun. Seorang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP), berinisial KP, menjadi korban kekerasan brutal yang dilakukan oleh sesama remaja perempuan. Insiden tersebut terekam dalam sebuah video yang dengan cepat menyebar dan memicu kemarahan publik di media sosial.

Dalam rekaman yang viral itu, KP terlihat dalam kondisi lemas, tak berdaya. Tubuhnya diseret di atas aspal jalan raya oleh beberapa gadis remaja. Rambutnya dijambak dengan kasar, tubuhnya ditarik-tarik tanpa belas kasihan. Wajahnya nyaris tanpa ekspresi, seperti kehilangan kesadaran. Dugaan kuat menyebutkan bahwa korban sebelumnya dicekoki alkohol oleh para pelaku, menjadikan tubuh mungilnya kian tak mampu melawan.

Kronologi Mencekam

Kejadian ini berlangsung di luar jam sekolah, tepatnya di sebuah titik di Kecamatan Pallangga. Menurut kesaksian Kasturi, ibu kandung KP, insiden bermula saat putrinya dijemput oleh teman-temannya. Tanpa curiga, KP ikut bersama mereka, namun yang terjadi kemudian di luar dugaan.

Enam orang gadis remaja secara bergantian menganiaya KP. Motifnya? Dendam dan rasa sakit hati. Salah satu pelaku merasa tersinggung karena diduga telah diejek di media sosial dengan sebutan tidak senonoh. Sebutan itu, "lon***", menjadi pemantik amarah yang berubah menjadi aksi kekerasan yang membabi buta.

"Aku tidak menyangka mereka bisa sekejam itu," ujar Kasturi dengan suara bergetar saat ditemui di RSUD Syekh Yusuf, tempat putrinya dirawat. "Kepala anakku memar, lehernya lebam, kakinya bengkak, dadanya sakit, bahkan wajahnya penuh luka. Ini bukan sekadar perundungan, ini penyiksaan."

Derita yang Membekas

Hingga Minggu (13/4/2025), KP masih menjalani perawatan intensif di instalasi gawat darurat. Ia mengalami luka-luka serius di berbagai bagian tubuh, termasuk kepala dan dada, yang bisa menimbulkan trauma jangka panjang—baik secara fisik maupun mental. Pihak rumah sakit menyebutkan bahwa korban dalam kondisi stabil, namun masih memerlukan pengawasan medis ketat.

Kasus ini tidak hanya menyita perhatian warga Gowa, tetapi juga netizen di berbagai platform digital. Banyak yang mengecam keras tindakan para pelaku dan menuntut penanganan hukum yang tegas, meski para pelaku masih tergolong di bawah umur.

Langkah Hukum dan Harapan Keadilan

Polres Gowa bergerak cepat. Tiga dari enam pelaku yang teridentifikasi kini telah diamankan. Ketiganya tengah menjalani pemeriksaan intensif oleh Unit Reserse Kriminal Polres Gowa untuk mendalami peran masing-masing dalam aksi kekerasan tersebut.

“Benar, kejadian dalam video viral itu terjadi di wilayah kami,” ungkap Kapolres Gowa, AKBP Muhammad Aldy Sulaeman. “Tiga pelaku telah kami amankan, dan proses hukum sedang berjalan. Kami akan menelusuri seluruh pelaku dan motif di balik aksi ini.”

Pihak kepolisian juga menegaskan bahwa meskipun pelaku masih di bawah umur, proses hukum tetap akan berjalan sesuai ketentuan Undang-Undang Perlindungan Anak dan KUHP.

Lebih dari Sekadar Kekerasan

Kasus KP membuka kembali luka lama tentang betapa rentannya anak-anak di lingkungan sosial yang tidak aman dan minim pengawasan. Media sosial, yang seharusnya menjadi sarana berekspresi, kerap kali menjadi medan konflik yang berujung pada kekerasan nyata.

Kini, masyarakat menunggu keadilan ditegakkan. KP dan keluarganya masih berjuang, tak hanya untuk pemulihan fisik, tapi juga untuk pulih dari luka batin yang mendalam. Di tengah gemuruh publik yang mengecam, harapan satu-satunya adalah agar tragedi ini menjadi pelajaran, agar tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban kekejaman teman sebayanya sendiri.

(Mond)

#Bullying #Kekerasan #Peristiwa