Breaking News

Sepasang Kekasih Muda di Padang Pariaman Aborsi Janin dan Kubur Diam-diam di Belakang Rumah

Pasangan Muda di Padang Pariaman Aborsi Janin dan Kuburkan Diam-diam – Dok. Polres Kota Pariaman

D'On, Padang Pariaman
– Sebuah kisah kelam kembali mencoreng wajah kemanusiaan di Sumatera Barat. Di tengah sunyinya malam di Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman, sepasang kekasih muda tega mengakhiri nyawa janin tak berdosa hasil hubungan gelap mereka. Bukan hanya menggugurkan kandungan secara ilegal, mereka juga menguburkan jasad kecil itu diam-diam di belakang rumah seolah-olah ia tak pernah ada.

Kini, Kepolisian Resor Kota Pariaman bersama Polda Sumbar bersiap melakukan ekshumasi pembongkaran makam untuk menguak fakta tragis yang tertimbun tanah dan dusta. Langkah ini merupakan bagian dari penyelidikan yang makin menyorot sisi gelap hubungan dua anak muda yang terjebak dalam nafsu, kebohongan, dan keputusasaan.

“Ekshumasi ini bertujuan mengumpulkan bukti tambahan serta memastikan indikasi tindak pidana yang kami temukan di lokasi,” ujar Kasat Reskrim Polres Kota Pariaman, Iptu Rio Ramadhani, Sabtu (12/4). Ia menegaskan bahwa semua proses akan dilakukan sesuai prosedur hukum demi keadilan dan transparansi.

Darah Muda, Cinta Terlarang, dan Akhir yang Tragis

Kisah ini bermula dari hubungan asmara terlarang antara YMH (19), pemuda dari Nagari Kuranji Hilir, dan LSM (19), seorang mahasiswi dari Nagari Koto Tinggi Kuranji Hilir. Mereka masih muda, belum menikah, dan hubungan mereka tidak mendapat restu keluarga. Namun, larangan itu tak mampu menghentikan bara asmara yang membakar batas-batas moral dan hukum.

Saat LSM diketahui mengandung janin hasil hubungan mereka, alih-alih bertanggung jawab secara layak, keduanya justru memilih jalan pintas yang keji: aborsi ilegal. Pada Kamis sore, 13 Maret sekitar pukul 16.00 WIB, LSM meminum obat penggugur kandungan yang dibeli secara daring—tanpa resep, tanpa pengawasan medis, tanpa pikir panjang. Di kamar mandi rumah YMH, ia bertarung dengan rasa sakit, hingga janin yang dikandungnya selama berbulan-bulan keluar dalam keadaan tak bernyawa.

Tanpa ragu dan tanpa penyesalan yang terlihat, YMH dan LSM kemudian menguburkan jasad mungil itu di tanah dekat rumah. Tak ada tangisan, tak ada upacara, hanya sunyi dan tanah basah sebagai saksi kekejaman mereka.

Ironisnya, rumah tempat penguburan itu adalah milik orang tua YMH. Kini ia tempati seorang diri, setelah sang ibu menetap di Pauh Kamba dan sang ayah telah lama tiada.

Rahasia yang Tak Bisa Disembunyikan Selamanya

Kejanggalan mulai mencuat ketika seorang warga memperhatikan perubahan mencolok pada tubuh LSM. Sebelumnya ia terlihat hamil, namun tiba-tiba saja perutnya rata kembali. Warga pun mulai curiga—terlebih karena mereka tahu pasangan ini belum menikah. Dugaan aborsi pun menguat, dan kabar itu sampai ke telinga pihak berwajib.

Pada Sabtu dini hari, 12 April sekitar pukul 02.30 WIB, polisi bergerak cepat. Keduanya ditangkap di rumah YMH. Saat ini, mereka telah diamankan di Mapolres Kota Pariaman untuk proses hukum lebih lanjut.

“Kami ingin kasus ini terungkap secara menyeluruh. Ini bukan sekadar pelanggaran hukum, ini soal kemanusiaan yang dilukai,” kata Iptu Rio.

Bayangan Gelap di Balik Wajah Anak Muda

Tragedi ini menyisakan banyak pertanyaan. Bagaimana dua anak muda bisa sampai hati menghilangkan nyawa darah daging mereka sendiri? Apakah tekanan sosial, rasa takut, atau egoisme buta yang mendorong mereka ke jurang kehancuran ini?

Di balik kisah cinta mereka yang terlarang, tersimpan luka dan kehilangan yang tak akan pernah bisa ditebus terutama bagi bayi kecil yang tak pernah punya kesempatan melihat dunia.

Kasus ini menjadi peringatan keras bahwa cinta tanpa tanggung jawab bisa berubah menjadi bencana. Dan bahwa dosa yang ditanam diam-diam, pada akhirnya akan tumbuh dan menyeruak ke permukaan meski dikubur sedalam apa pun.

(Mond)

#Peristiwa #Aborsi #Padangpariaman