Breaking News

Terjaring Saat Main Domino di Warung Saat Jam Sekolah, 12 Pelajar di Padang Diamankan Satpol PP

Kedapatan Main Domino saat Jam Pelajaran, 12 Siswa Diciduk Pol PP Padang

D'On, Padang
-
Suasana siang yang mestinya dipenuhi hiruk-pikuk aktivitas belajar-mengajar di sekolah, justru tergantikan oleh suara tawa dan dentingan kartu domino di sebuah warung sederhana kawasan Gandaria, Jati Baru, Kecamatan Padang Timur. Di sanalah, 12 pelajar dari berbagai sekolah di Kota Padang ditemukan asyik berjudi ringan saat jam pelajaran berlangsung. Rabu, 16 April 2025.

Temuan ini bukan hasil razia rutin semata, melainkan berangkat dari keresahan warga sekitar yang tak lagi mampu menahan geram. Mereka melaporkan ke Satpol PP soal aktivitas mencurigakan sekelompok remaja berseragam sekolah yang berkumpul di warung dengan aktivitas yang tidak pantas bagi pelajar. Satpol PP pun bergerak cepat.

Mereka tak lari. Mereka tak merasa bersalah.

Saat petugas tiba, para pelajar itu tidak menunjukkan rasa panik. Mereka tetap duduk, seperti yakin bahwa tindakan mereka bukan hal besar. Sebagian bahkan masih menggenggam kartu domino, belum sempat merapikannya ke bawah meja. Pemandangan itu menjadi simbol ironis dari betapa kaburnya batas antara kesadaran dan ketidaktahuan generasi muda akan tanggung jawab pendidikan.

“Laporan masyarakat sangat jelas. Kami mendatangi lokasi dan mendapati 12 pelajar sedang bermain domino saat jam sekolah berlangsung. Ini jelas pelanggaran,” ungkap Rozaldi Rosman S, STP, M.Si, Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Kota Padang, dengan nada serius.

Para pelajar tersebut langsung diamankan dan digiring ke kantor Satpol PP. Di sana, mereka tidak hanya diberi teguran keras, tetapi juga menjalani pembinaan singkat. Orang tua mereka turut dipanggil sebuah langkah yang bukan sekadar formalitas, tapi upaya membangun kembali tanggung jawab moral di antara keluarga dan institusi pendidikan.

“Kita bukan hanya menindak, tapi mendidik,” tegas Rozaldi.

Lebih jauh, ia menambahkan bahwa fenomena ini mencerminkan tantangan besar dalam mengawasi anak-anak usia sekolah, terutama di tengah mudahnya mereka mengakses ruang-ruang publik yang seharusnya tidak menjadi tempat mereka saat jam belajar.

Rozaldi menekankan, Satpol PP tidak akan berhenti sampai di sini. Patroli akan diperketat, khususnya di wilayah-wilayah rawan pelanggaran jam sekolah. Warung-warung yang menjadi tempat berkumpulnya pelajar di luar jam sekolah pun akan diawasi ketat. “Kita ingin efek jera. Bukan hanya bagi mereka yang sudah terjaring, tapi juga bagi pelajar lain yang mungkin berniat coba-coba,” katanya.

Pesan moralnya jelas: sekolah bukan tempat yang bisa ditukar dengan selembar kartu domino.

Rozaldi juga mengingatkan bahwa pendidikan adalah fondasi masa depan. Jika anak-anak menghabiskan waktunya dengan permainan saat mereka seharusnya belajar, maka itu bukan hanya kegagalan pribadi, tapi potensi kegagalan sosial yang lebih luas.

“Kami berharap dengan penindakan ini, para pelajar bisa lebih menghargai waktu, memahami pentingnya pendidikan, dan menjauh dari aktivitas yang tidak bermanfaat,” tutupnya.

Catatan untuk Orang Tua dan Sekolah

Kejadian ini menjadi tamparan keras, bukan hanya bagi anak-anak yang terjaring razia, tapi bagi seluruh ekosistem pendidikan dari orang tua, guru, hingga pemerintah. Pengawasan, dialog, dan pendidikan karakter harus menjadi prioritas, sebelum permainan ringan menjadi kebiasaan yang merusak masa depan.

(Mond)

#Padang #PelajarBolos #PolPP