Tragedi di Balik Cinta: Jurnalis Juwita Dibunuh Tunangan di Dalam Mobil Sewa

Barang bukti satu unit mobil bernomor polisi DA 1256 PC berwarna hitam, yang diduga digunakan prajurit TNI AL menghabisi nyawa Juwita, jurnalis asal Banjarbaru, diparkir di Mako Denpomal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu, 2 April 2025. (ANTARA/Tumpal Andani Aritonang)

D'On, Jakarta –
Kematian tragis Juwita, seorang jurnalis muda berbakat berusia 22 tahun, menguak tabir kelam dalam hubungannya dengan seorang prajurit TNI AL, Kelasi Satu Jumran. Juwita tewas dibunuh pada Sabtu, 22 Maret 2025, dengan dugaan kuat bahwa eksekusi dilakukan di dalam mobil sewaan, sebuah Daihatsu Xenia berwarna hitam dengan nomor polisi DA 1256 PC. Kasus ini menimbulkan gelombang duka di kalangan insan pers, yang mengenal Juwita sebagai sosok pekerja keras dan penuh semangat.

Fakta Baru: Pembunuhan dalam Mobil Sewa

Suroto, seorang redaktur media online Newsway, mengungkap bahwa kendaraan tersebut telah disita sebagai barang bukti oleh penyidik Detasemen Polisi Militer Lanal Banjarmasin. Hingga Rabu, 2 April 2025, dua anggota keluarga korban kembali diperiksa guna melengkapi berita acara pemeriksaan (BAP).

“Penyidik sudah menyita mobil sewaan yang digunakan pelaku, pakaian korban, serta laptop milik almarhumah,” ungkap Suroto dalam keterangannya. “Mobil itu menjadi bukti kunci karena di sanalah kemungkinan besar eksekusi dilakukan.”

Perjalanan Terakhir: Dari Minimarket ke Gunung Kupang

Juwita ditemukan tewas di tepi jalan kawasan Gunung Kupang, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru. Berdasarkan kronologi yang disusun dari berbagai sumber, korban sempat berpamitan kepada keluarganya untuk menemui seseorang di Guntung Payung, Banjarbaru, pada Sabtu pagi.

Beberapa saksi mata dan rekaman CCTV menunjukkan bahwa Juwita bertemu dengan Jumran di kawasan perkantoran Gubernur Kalimantan Selatan. Dari sana, ia memarkirkan sepeda motornya di sebuah minimarket di Jalan Mistar Cokrokusumo sebelum masuk ke dalam mobil yang disewa Jumran. Kendaraan tersebut kemudian melaju menuju daerah Kiram, hingga akhirnya Juwita ditemukan tak bernyawa di lokasi penemuan.

Yang mengherankan, sepeda motor korban ditemukan di lokasi penemuan jenazahnya. Suroto menduga bahwa pelaku dengan sengaja mengambil motor dari minimarket dan membawanya ke tempat kejadian perkara untuk merekayasa keadaan.

“Pelaku yang mengambil motor korban dari minimarket lalu membawanya ke lokasi penemuan mayat, mungkin untuk mengaburkan jejak,” ujarnya.

Pembunuhan Berencana?

Motif di balik pembunuhan ini masih menjadi tanda tanya besar. Kuasa hukum keluarga korban, Muhamad Pazri, menegaskan bahwa ada indikasi kuat bahwa pembunuhan ini telah direncanakan dengan matang oleh Jumran. Sejumlah bukti memperkuat dugaan ini, termasuk fakta bahwa pelaku membeli tiket pesawat menggunakan nama orang lain, menghancurkan KTP korban, serta hasil autopsi yang memastikan bahwa Juwita tewas akibat kekerasan.

“Eksekusinya dilakukan di dalam mobil. Setelahnya, pelaku melakukan berbagai tindakan yang menunjukkan niat untuk menghilangkan jejak, seperti membeli tiket atas nama orang lain dan menghancurkan identitas korban,” kata Pazri.

Pihak keluarga berharap kasus ini dapat diusut secara tuntas dan pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal. Mengingat pelaku merupakan anggota TNI AL, proses peradilan kemungkinan akan berlangsung di Pengadilan Militer Banjarbaru.

Sosok Juwita: Jurnalis Berbakat yang Kini Pergi Selamanya

Di kalangan rekan jurnalis, Juwita dikenal sebagai sosok yang berdedikasi dalam dunia jurnalistik. Menurut sahabatnya, Teny Ariana, Juwita telah menekuni profesi wartawan selama empat tahun dan lebih banyak menulis feature serta isu pemerintahan. “Kami sering liputan bersama, terutama terkait konferensi pers di Polda Kalsel,” kata Teny.

Tidak ada satu pun karyanya yang pernah menuai kontroversi atau keberatan dari narasumber. Bahkan, beberapa pejabat daerah kerap menanyakan keberadaannya saat ia jarang terlihat di lapangan, terutama sejak ia sibuk menyelesaikan skripsinya di Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari.

Cinta Berujung Maut

Kisah tragis ini semakin memilukan karena Jumran bukan sekadar kekasih Juwita, tetapi juga tunangannya. Mereka telah melangsungkan lamaran dan berencana menikah pada Mei 2025. Namun, hubungan mereka tidak selalu harmonis.

Menurut Teny, Juwita sempat mencurahkan isi hatinya tentang perubahan sikap calon suaminya. “Dia bilang komunikasi mereka kurang baik, dan Jumran mulai menunjukkan sifat temperamental,” ungkap Teny.

Kini, Juwita telah pergi selamanya, meninggalkan pertanyaan dan luka mendalam bagi keluarga serta rekan-rekannya. Sementara itu, publik menanti keadilan bagi jurnalis muda berbakat ini, berharap hukum dapat ditegakkan dengan seadil-adilnya.

(Mond)

#Pembunuhan #TNIAL #Kriminal #WartawatiDibunuh