Tragedi di Balik Kegembiraan Festival Songkran: 200 Nyawa Melayang, Mabuk Jadi Penyebab Utama
Seorang wanita Thailand menaburkan bedak di wajah seorang petugas selama festival Songkran untuk merayakan Tahun Baru Thailand di Provinsi Prachinburi. (AP/AP)
D'On, Bangkok, Thailand – Di tengah semarak percikan air dan kegembiraan yang membanjiri jalan-jalan kota, terselip tragedi yang kembali mencoreng perayaan Festival Songkran, Tahun Baru tradisional Thailand. Dalam kurun waktu hanya enam hari, dari 11 hingga 16 April 2025, sebanyak 200 orang dilaporkan tewas akibat kecelakaan lalu lintas yang terjadi selama apa yang dikenal masyarakat setempat sebagai pekan berbahaya.
Data memilukan ini disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Dalam Negeri Thailand, Kachorn Srichavanothai, dalam konferensi pers resmi pada Kamis (17/4). Ia menyebutkan bahwa selain korban jiwa, festival yang seharusnya membawa suka cita ini juga menyisakan 1.362 orang luka-luka dari 1.377 insiden kecelakaan yang tercatat di seluruh penjuru negeri.
Meski jumlah korban tahun ini sedikit lebih rendah dibandingkan tahun lalu dengan 243 korban jiwa dan 1.837 korban luka dari 1.811 kecelakaan angka tersebut tetap menunjukkan betapa mahalnya harga yang harus dibayar untuk tradisi yang dirayakan dengan gegap gempita.
Roda Dua, Mabuk, dan Kecepatan Tinggi: Kombinasi Maut
Seperti tahun-tahun sebelumnya, kendaraan roda dua kembali menjadi penyumbang utama insiden lalu lintas dengan angka mengejutkan: 83,32 persen dari seluruh kecelakaan melibatkan sepeda motor. Dalam banyak kasus, para pengendara tidak hanya mengabaikan keselamatan diri mereka sendiri, tetapi juga mengancam keselamatan pengguna jalan lain.
Dua penyebab utama kecelakaan tahun ini pun masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya: mengemudi dalam keadaan mabuk dan melaju dengan kecepatan tinggi. Kombinasi maut ini menjadi momok tahunan yang terus memakan korban, meski pihak berwenang telah berulang kali melakukan kampanye keselamatan dan pengetatan aturan lalu lintas menjelang Songkran.
Eksodus Massal: Dari Bangkok ke Provinsi, dari Jalan ke Rumah Duka
Songkran bukan sekadar perayaan air ia adalah momen sakral dalam budaya Thailand yang menandai tahun baru berdasarkan kalender Buddhis Theravada. Ini adalah waktu ketika warga Bangkok berbondong-bondong pulang ke kampung halaman mereka untuk merayakan bersama keluarga.
Namun, arus mudik besar-besaran ini turut menjadi faktor yang memperburuk situasi di jalanan. Jalan-jalan raya yang lebar tetapi dipenuhi kendaraan pribadi, bus antarprovinsi, dan sepeda motor menjadi ladang maut yang rawan kecelakaan. Di beberapa wilayah, infrastruktur yang belum memadai dan kurangnya petugas lalu lintas memperburuk situasi, membuat pengawasan keselamatan jalan kian sulit dilakukan secara optimal.
Pekan Berbahaya: Tradisi Berdampingan dengan Tragedi
Thailand dikenal memiliki dua periode "pekan berbahaya" setiap tahun: saat libur Tahun Baru Internasional (akhir Desember hingga awal Januari), dan saat Songkran pada pertengahan April. Kedua periode ini selalu menjadi sorotan karena lonjakan angka kecelakaan lalu lintas yang signifikan.
Pemerintah Thailand telah berusaha menekan angka korban melalui berbagai upaya, mulai dari peningkatan patroli polisi lalu lintas, pos pemeriksaan alkohol di berbagai titik strategis, hingga kampanye nasional tentang keselamatan berkendara. Namun, tingginya tingkat pelanggaran—terutama oleh pengendara muda dan pengemudi di pedesaan—membuat hasilnya belum menunjukkan perubahan signifikan dari tahun ke tahun.
Refleksi: Di Antara Tawa dan Air Mata
Festival Songkran seharusnya menjadi simbol harapan, pembaruan, dan kebahagiaan. Namun, tahun demi tahun, perayaan ini justru diwarnai tangisan keluarga yang kehilangan orang-orang tercinta di jalanan. Di balik denting tawa dan cipratan air, tersembunyi kenyataan pahit yang menuntut perhatian serius dari semua pihak baik pemerintah, masyarakat, hingga setiap individu di balik kemudi.
Songkran tahun ini telah berlalu, namun luka yang ditinggalkannya masih terasa. Mungkin inilah saatnya Thailand bertanya lebih dalam: sampai kapan nyawa menjadi korban dari sebuah tradisi yang seharusnya membawa kedamaian?
(Mond)
#Internasional #Thailand #FestivalSongkran #Peristiwa