Tragedi di Balik Penggerebekan Judi Sabung Ayam: Aipda Anumerta Petrus Korban Pertama yang Ditembak Kopda B
Kopda B, anggota TNI yang ditetapkan sebagai tersangka penembakan 3 Polisi Lampung hingga tewas. | Foto: Sinta Yuliana/Lampung Geh)
D'On, Lampung - Suara tembakan menggema di tengah rindangnya kebun karet di Kampung Karang Manik, Register 44, Negara Batin, Way Kanan. Suasana yang semula hiruk-pikuk karena aktivitas penggerebekan judi sabung ayam, mendadak berubah mencekam. Di antara peluru yang melesat, seorang anggota polisi, Aipda Petrus Apriyanto, terkapar bersimbah darah menjadikannya korban pertama dalam peristiwa berdarah yang menghebohkan Lampung ini.
Kejadian itu terungkap secara jelas dalam proses rekonstruksi yang digelar oleh penyidik Denpom II/3 Lampung, Kapten CPM Kurinci, pada Kamis (17/4) di Satlog Denbekang Bandar Lampung. Dengan detail kronologis yang mencekam, rekonstruksi tersebut menggambarkan detik-detik mengerikan saat Aipda Petrus, yang kini menyandang gelar anumerta, ditembak mati oleh pelaku berinisial Kopda B oknum anggota TNI aktif.
Pada adegan ke-43 dalam rekonstruksi, terlihat jelas bagaimana suasana berubah cepat dari ketegangan operasi ke tragedi. Ketika Aipda Petrus mulai mendekat ke arah Kopda B yang saat itu berada di lokasi sabung ayam ilegal, pelaku justru merespons dengan kekerasan ekstrem. Tanpa peringatan, ia mengangkat senapan laras panjang diduga jenis FNC kaliber 5,56 mm dan menembak Petrus sebanyak dua kali. Letusan senjata membuyarkan fokus semua pihak di lokasi.
“Saat itu, korban 1 (Aipda Petrus) mendekati tersangka, dan tersangka langsung menembaknya dua kali,” ujar Kapten Kurinci menggambarkan kronologi berdasarkan hasil rekonstruksi.
Lalu, pada adegan ke-44, saksi ke-16 yang berdiri tak jauh di kebun karet menyaksikan tubuh Aipda Petrus roboh tak berdaya. Suaranya memecah keheningan, berteriak agar saksi lainnya, yang disebut sebagai saksi 12, segera menyelamatkan diri. Kepanikan pun menyebar cepat.
Saksi 12 kemudian menoleh ke belakang pada adegan ke-45, menyaksikan tubuh Aipda Petrus sudah terbujur kaku. Ia pun mendengar teriakan panik dari saksi 16 dan tanpa berpikir panjang, berlari ke arah kebun singkong di seberang jalan, menjauh dari lokasi yang telah berubah menjadi zona maut.
Adegan ke-46 kembali menegaskan bahwa saksi 12 benar-benar melihat Aipda Petrus dalam kondisi tak bernyawa, tergeletak di lokasi kejadian. Potret heroisme seorang polisi yang gugur saat menjalankan tugas membasmi kejahatan, kini tergurat sebagai luka mendalam di institusi kepolisian.
Yang membuat publik semakin terperanjat adalah fakta bahwa pelaku penembakan adalah seorang prajurit TNI. Dalam peristiwa yang seharusnya melibatkan sinergi antar-aparat dalam memberantas kejahatan, justru terjadi pengkhianatan tugas dan senjata diarahkan ke rekan sesama penegak hukum.
Senjata yang digunakan Kopda B, meskipun saat rekonstruksi hanya diganti dengan replika, diduga kuat merupakan senapan laras panjang militer dengan kaliber 5,56 mm senjata yang memiliki daya hancur tinggi dan umumnya tidak digunakan dalam operasi penggerebekan biasa oleh personel TNI, kecuali dalam kondisi perang.
Kematian Aipda Petrus bukan sekadar kehilangan seorang anggota polisi. Ini menjadi simbol tragedi yang menunjukkan rapuhnya koordinasi antaraparat dalam operasi lapangan. Masyarakat kini menanti jawaban dan keadilan — bukan hanya bagi Petrus dan keluarganya, tapi juga demi integritas hukum dan penegakan keadilan di negeri ini.
Sosok Aipda Petrus Apriyanto kini telah tiada. Namun pengorbanannya tidak boleh dilupakan. Ia gugur dalam tugas, berhadapan dengan kejahatan, dan ironisnya, menjadi korban dari tangan aparat sendiri. Sebuah kisah tragis yang seharusnya menjadi refleksi mendalam bagi seluruh penegak hukum di tanah air.
Apakah penggerebekan seperti ini ke depan akan lebih aman? Apakah kepercayaan antar aparat akan tetap utuh? Atau justru makin tergerus oleh insiden seperti ini? Waktu yang akan menjawab. Namun satu yang pasti, nama Aipda Anumerta Petrus Apriyanto akan tetap dikenang sebagai sosok yang jatuh demi tugas, dalam sunyi kebun karet Way Kanan.
(Geh)
#Penembakan #JudiSabungAyam #PolisiTewasDitembak