Breaking News

Tragedi di Lubuk Buaya: Erlanga, Bocah 11 Tahun yang Tenggelam, Ditemukan Tak Bernyawa

Tim Gabungan Berhasil Temukan Jasad Airlangga Bocah kelas 4 SD yang Tenggelam di Sungai Batang Kandis pada Selasa (15/4/2025) kemarin

D'On, Padang
-
  Suasana duka menyelimuti kawasan Simpang Kalumpang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, setelah upaya pencarian selama dua hari terhadap seorang anak berusia 11 tahun berakhir dengan temuan tragis. Bocah bernama Erlangga ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, sekitar 200 meter dari titik awal ia dilaporkan tenggelam.

Peristiwa memilukan ini bermula pada Selasa sore, 15 April 2025, sekitar pukul 16.30 WIB. Saat itu, Angga tengah bermain bersama teman-temannya di tepi Sungai Simpang Kalumpang. Suasana riang berubah mencekam ketika tiba-tiba anak laki-laki itu tergelincir dan terseret arus. Teman-temannya hanya bisa menatap tanpa daya, sebelum akhirnya seorang warga bernama Mahadi Fani segera menghubungi Basarnas pada pukul 16.45 WIB.

Operasi SAR Dikerahkan dengan Kekuatan Penuh

Menerima laporan tersebut, Kantor SAR Kelas A Padang langsung merespons dengan mengerahkan tim gabungan. Tak kurang dari 60 personel dikerahkan dari berbagai unsur: Basarnas, Polairud Polda Sumbar, Brimob, BPBD Kota Padang, PMI, Damkar, RAPI, serta dukungan aktif dari aparat kelurahan dan kecamatan, termasuk puluhan warga sekitar.

Sejak sore hari itu, perahu karet mulai membelah permukaan sungai yang mengalir tenang namun menyimpan arus bawah yang mematikan. Tim SAR bekerja dalam tekanan waktu dan kondisi pencarian yang penuh tantangan: arus deras, visibilitas rendah, dan wilayah pencarian yang cukup luas.

Pencarian pun dilanjutkan ke hari kedua, Rabu 16 April 2025, dimulai sejak pukul 07.00 WIB. Strategi pencarian diperketat. Tim dibagi menjadi tiga unit Search and Rescue (SRU). SRU 1 dan SRU 2 menyisir perairan sungai dari sisi kiri dan kanan menggunakan perahu LCR, sedangkan SRU 3 menyusuri daratan sepanjang satu kilometer dari lokasi korban dinyatakan hilang.

Teknologi Dilibatkan, Korban Ditemukan di Hari Kedua

Kunci dalam pencarian hari kedua adalah keterlibatan alat deteksi bawah air berteknologi tinggi bernama aqua eye. Alat ini mampu memindai objek di bawah permukaan air dengan cepat dan presisi tinggi dan akhirnya menjadi elemen penting dalam keberhasilan misi ini.

Tepat pukul 15.50 WIB, upaya tim membuahkan hasil. Di koordinat 0°50’17.72″S – 100°19’32.49″E, sekitar 200 meter dari titik awal Angga dinyatakan hilang, tubuh mungil bocah tersebut ditemukan. Tim segera mengevakuasi korban dan membawanya ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk penanganan lebih lanjut.

Tak lama setelah itu, pada pukul 16.15 WIB, seluruh unsur SAR melakukan debriefing terakhir. Proses pencarian resmi dihentikan dan diusulkan untuk ditutup. Meski hasil akhir menyisakan kesedihan, keberhasilan tim menemukan korban menjadi bentuk tanggung jawab dan dedikasi tinggi para petugas.

Sinergi yang Tak Tergantikan

Kepala Kantor SAR Padang menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada seluruh pihak yang telah bersatu dalam operasi kemanusiaan ini. “Ini bukan sekadar operasi pencarian, ini adalah bukti solidaritas dan sinergi berbagai elemen dalam menghadapi kondisi yang membahayakan nyawa manusia,” ujarnya.

Dalam operasi ini, tak hanya kecepatan dan ketepatan yang diandalkan, tapi juga kekuatan kolaborasi. Peralatan canggih seperti aqua eye, rescue car double cabin, LCR, perlengkapan SAR air, alat medis dan komunikasi, semuanya dipadukan dengan semangat kebersamaan dan rasa kemanusiaan.

Sungai yang Mengalirkan Air dan Air Mata

Tragedi yang menimpa Angga meninggalkan duka mendalam, bukan hanya bagi keluarganya, tetapi juga bagi masyarakat sekitar yang turut menyaksikan perjuangan tanpa lelah tim SAR. Sungai Simpang Kalumpang, yang selama ini menjadi tempat bermain anak-anak, kini menyimpan kenangan pahit yang tak mudah dilupakan.

Peristiwa ini juga menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya pengawasan dan keselamatan anak-anak saat bermain di lingkungan yang berisiko. Sungai bukanlah tempat yang bisa dianggap aman, terlebih tanpa pengawasan orang dewasa.

Meski operasi telah selesai, jejak peristiwa ini akan terus mengalir dalam ingatan warga, seperti arus sungai yang tak pernah berhenti.

(Mond)

#Peristiwa #BocahTenggelam #Padang