Tragedi di Sungai Bandar Buat: Setelah Pencarian Panjang, Balita 3,5 Tahun Ditemukan Tak Bernyawa Setelah Terseret Arus
Bocah 3 Tahun yang Hanyut di Sungai Bandar Buat Berhasil Ditemukan Tim BPBD Padang
D'On, Padang – Harapan keluarga untuk menemukan AHZ, balita berusia 3,5 tahun yang hilang terseret arus sungai, pupus sudah. Setelah lebih dari 24 jam pencarian tak kenal lelah, tubuh mungil bocah asal Kelurahan Bandar Buat, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang itu akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa pada Selasa pagi (8/4/2025) sekitar pukul 08.45 WIB.
Tragedi memilukan ini bermula pada Senin sore (7/4/2025), saat AHZ tengah bermain di sebuah jembatan kecil yang berada tidak jauh dari rumahnya. Diduga karena kelengahan sesaat, bocah tersebut terpeleset dan jatuh ke dalam derasnya arus sungai yang saat itu sedang tinggi akibat hujan yang mengguyur kawasan tersebut.
Laporan kehilangan segera diterima oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, yang langsung mengerahkan tim untuk melakukan pencarian sejak Senin pukul 15.00 WIB. Namun, pencarian hari pertama tidak membuahkan hasil, karena kondisi sungai yang cukup keruh dan deras menghambat upaya penyisiran.
“Begitu menerima laporan, kami langsung bergerak cepat. Tim menyusuri sungai hingga malam, namun hasilnya nihil,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang, Hendri Zulviton, saat memberikan keterangan resmi.
Upaya pencarian dilanjutkan pada Selasa pagi dengan menyisir lebih luas area sungai. Akhirnya, sekitar pukul 09.00 WIB, tim menemukan tubuh AHZ tersangkut di sisi sebuah batu besar, sekitar 1,5 kilometer dari lokasi awal ia dilaporkan jatuh.
“Korban ditemukan dalam kondisi kode hitam (meninggal dunia). Kami segera mengevakuasi jenazah dan membawanya ke rumah duka untuk disemayamkan,” lanjut Hendri dengan nada duka.
Penemuan ini menutup bab tragis yang menyayat hati keluarga dan warga sekitar. Warga sekitar turut berduka dan menyampaikan belasungkawa atas kehilangan anak laki-laki yang dikenal ceria itu.
Imbauan Kewaspadaan di Tengah Cuaca Ekstrem
Hendri juga menegaskan bahwa peristiwa ini menjadi pengingat keras bagi semua pihak, khususnya para orangtua, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap anak-anak, terutama saat bermain di area yang berdekatan dengan aliran sungai.
“Kondisi cuaca yang tak menentu, ditambah curah hujan tinggi, membuat arus sungai menjadi lebih berbahaya. Kami mengimbau seluruh masyarakat, terutama yang tinggal di bantaran sungai, agar lebih waspada dan tidak membiarkan anak-anak bermain di sekitar aliran air,” tegasnya.
Tragedi AHZ bukanlah yang pertama, namun semoga menjadi yang terakhir. Sebab tak ada yang lebih menyakitkan daripada kehilangan buah hati dalam sekejap mata, hanya karena kelengahan dan kurangnya pengawasan.
Kini, AHZ telah kembali ke pangkuan Ilahi, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan jejak kenangan di hati warga sekitar.
(Mond)
#BalitaHanyut #Peristiwa #Padang #BPBDPadang