Breaking News

Tragedi di Way Kanan: AKP Anumerta Lusiyanto Gugur Ditembak Kopda B saat Hadang Mobil Pejudi di Lampung

Adegan Kapolsek Negara Batin, AKP anumerta Lusiyanto tewas ditembak Kopda B. | Foto: Sinta Yuliana/Lampung Geh)

D'On, Lampung
Dalam operasi penegakan hukum di tengah aktivitas perjudian sabung ayam yang meresahkan warga, sebuah tragedi berdarah merenggut nyawa dua anggota Polri. Peristiwa ini terjadi di Kampung Karang Manik, kawasan Register 44, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung, Kamis (17/4).

AKP Lusiyanto, yang kini menyandang gelar anumerta, gugur di medan tugas setelah tertembak oleh Kopral Dua (Kopda) B, salah satu pelaku yang diduga menjadi bagian dari jaringan perjudian ilegal tersebut. Saat kejadian, AKP Lusiyanto tengah berupaya menghadang sebuah mobil yang ditumpangi para peserta judi sabung ayam—sebuah upaya berani yang berujung tragis.

Detik-Detik Penembakan: Aksi Cepat Berujung Duka

Keterangan resmi dari Denpom II/3 Lampung mengungkap kronologi mencekam peristiwa ini. Dalam rekonstruksi adegan ke-48b, disebutkan bahwa AKP Lusiyanto sempat mengarahkan senjata apinya ke arah tersangka. Diduga karena merasa terancam, Kopda B langsung bereaksi cepat dan melepaskan tiga tembakan yang mengenai tubuh perwira tersebut.

“Melihat korban 2 (AKP Lusiyanto) mengarahkan senjatanya, tersangka langsung menembak korban sebanyak tiga kali, lalu melarikan diri ke arah kebun singkong,” terang Kapten CPM Kurizi, penyidik Denpom II/3 Lampung, menggambarkan momen yang menyayat hati dalam pengungkapan kasus ini.

Tak hanya itu, rekonstruksi juga mencatat pada adegan 49d bahwa saksi ke-13 melihat jelas tersangka membawa senjata api laras panjang dan mengarahkannya ke tubuh korban yang sudah terjatuh. Pada adegan berikutnya, saksi ke-15 juga menyaksikan tersangka berlari menuju kebun singkong sambil membawa senjata api laras panjang, sementara saksi lainnya melihat arah tembakan yang mengarah ke semak belukar di sekitar kebun.

Korban Pertama: Aipda Anumerta Petrus Apriyanto

Sebelum menembak AKP Lusiyanto, tersangka Kopda B terlebih dahulu menembak Aipda Petrus Apriyanto. Menurut hasil pemeriksaan, Petrus tewas setelah menerima dua tembakan dari tersangka. Tindakan brutal ini memperlihatkan bahwa aksi pelaku tidak sekadar spontan, namun terkesan terencana dan sangat berbahaya.

Pelarian dan Pengejaran

Usai menembak dua anggota Polri, Kopda B melarikan diri ke kawasan kebun singkong yang berada tidak jauh dari lokasi judi. Hingga saat ini, aparat gabungan TNI-Polri masih terus melakukan pencarian intensif terhadap pelaku yang membawa kabur senjata laras panjang—senjata yang digunakannya untuk menembak para korban.

Sorotan Publik dan Keadilan yang Ditunggu

Peristiwa ini langsung menyedot perhatian publik. Masyarakat menuntut pengusutan tuntas dan keadilan atas gugurnya dua aparat penegak hukum di tangan seorang anggota militer aktif. Keterlibatan oknum TNI dalam aktivitas perjudian dan aksi kekerasan bersenjata menjadi luka mendalam di tubuh institusi keamanan negara.

Kepahlawanan AKP Lusiyanto dan Aipda Petrus

Gugurnya AKP Lusiyanto dan Aipda Petrus bukan hanya duka bagi keluarga besar Polri, tetapi juga bagi bangsa ini. Keduanya gugur dalam tugas mulia: memberantas penyakit masyarakat demi menjaga keamanan dan ketertiban.

Kini, nama mereka telah diabadikan dengan pangkat anumerta. Sebuah bentuk penghormatan atas jasa dan pengorbanan mereka. Namun, penghormatan sejati adalah memastikan pelaku kejahatan ini segera ditangkap dan diadili, agar nyala semangat mereka dalam menjaga hukum tak padam sia-sia.

(Mond)

#Penembakan #Kriminal #KapolsekAKPLusiyantoTewasDitembak #PolisiTewasDitembakTNI