Tragis di Tengah Jalan: ASN Jadi Korban Penyiraman Air Keras oleh Empat Pria Misterius
Gubernur Kalbar Ria Norsan saat mengunjungi ASN korban penyiraman air keras di RSUD Abdul Azis Singkawang, Rabu (23/4/2025)
D'On, Singkawang, Kalimantan Barat – Sebuah aksi kekerasan yang mengejutkan dan mengundang keprihatinan publik terjadi di Kalimantan Barat. Achmad, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dikenal berdedikasi tinggi sebagai Kepala Bidang Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Kalbar, menjadi korban serangan keji saat sedang dalam perjalanan pulang dari tempat kerja.
Insiden itu terjadi pada Selasa sore, 22 April 2025, sekitar pukul 16.00 WIB. Langit masih terang ketika Achmad melintasi jalur pulangnya yang biasa. Namun, tak ada yang menyangka, sore itu akan menjadi awal dari luka fisik dan trauma mendalam bagi dirinya.
“Saat itu saya baru saja keluar dari kantor, mengendarai motor seperti biasa. Lalu di tengah perjalanan, tiba-tiba saja saya disiram air keras oleh sekelompok orang yang tidak saya kenal,” tutur Achmad dengan suara lirih saat ditemui di RSUD Abdul Azis Singkawang, tempat ia kini menjalani perawatan intensif.
Serangan itu datang secepat kilat. Menurut penuturannya, pelaku berjumlah empat orang, seluruhnya laki-laki, dan mengendarai dua sepeda motor. Mereka mendekat dengan cepat dari belakang, lalu salah satu dari mereka menyiramkan cairan berbahaya ke arah wajah Achmad sebelum langsung melarikan diri ke keramaian lalu lintas. Tidak ada waktu untuk bereaksi, bahkan untuk menoleh dan mengenali wajah para pelaku.
“Waktu itu jalan cukup ramai. Tapi semuanya terjadi terlalu cepat. Saya disiram, lalu mereka langsung kabur. Tak satu pun pengendara lain yang sempat mengejar atau mencatat nomor kendaraan mereka,” ujarnya.
Akibat serangan tersebut, wajah Achmad mengalami luka bakar serius. Mata kanannya kini membengkak hebat, dan kelopak matanya mengalami kerusakan. Beruntung, penglihatannya belum sepenuhnya hilang. “Alhamdulillah, meskipun mata kanan saya lebam dan kelopak rusak, saya masih bisa melihat. Itu mungkin satu-satunya hal yang membuat saya masih bisa bersyukur saat ini,” katanya dengan napas berat.
Insiden ini dengan cepat memicu reaksi dari berbagai pihak. Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, secara pribadi mengunjungi Achmad di rumah sakit sebagai bentuk solidaritas dan dukungan moral. Dalam kunjungan tersebut, Gubernur juga memberikan santunan dan mendesak pihak kepolisian untuk segera bertindak tegas.
“Kita tidak bisa membiarkan tindakan kekerasan seperti ini terjadi tanpa ada kejelasan. Saya minta kepolisian bekerja cepat dan profesional dalam menangani kasus ini. Keadilan harus ditegakkan,” tegas Gubernur Norsan.
Sementara itu, Satreskrim Polres Singkawang di bawah komando AKP Dedi Sitepu telah memulai penyelidikan intensif. Olah tempat kejadian perkara (TKP) telah dilakukan, namun hingga saat ini penyelidikan masih menemui kendala besar.
“Kami menghadapi kesulitan karena kurangnya saksi dan minimnya bukti fisik di lokasi kejadian. Tapi kami tidak tinggal diam. Kami terus mengumpulkan informasi, termasuk dari RSJ Kalbar dan lingkungan sekitar,” jelas AKP Dedi.
Ia juga mengimbau masyarakat dan media agar aktif berpartisipasi dalam membantu pengungkapan kasus ini. “Bila ada yang mengetahui atau memiliki informasi sekecil apa pun terkait kejadian ini, kami sangat mengharapkan kerja samanya. Keadilan bagi korban adalah tanggung jawab kita bersama,” tambahnya.
Peristiwa tragis yang menimpa Achmad tidak hanya meninggalkan luka di tubuh, tapi juga menimbulkan pertanyaan besar: apa motif di balik serangan ini? Apakah ini berkaitan dengan profesinya, ataukah ada motif pribadi yang lebih kompleks?
Hingga kini, misteri masih menyelimuti kasus ini. Namun satu hal pasti: di balik luka bakar yang menghitamkan kulit, semangat Achmad sebagai abdi negara tak padam. Dan masyarakat Kalbar kini menunggu, menanti keadilan ditegakkan, dan para pelaku kekerasan dijatuhi hukuman setimpal.
(Mond)
#Peristiwa #ASNDisiramAirKeras