Viral Cekcok dengan Pramugari, Anggota DPRD Sumut Megawati Zebua Laporkan Akun TikTok ke Polisi
Anggota DPRD Sumut Megawati Zebua. Foto: Tri Vosa/kumparan
D'On, Medan - Perseteruan antara pejabat publik dan awak kabin di langit Sumatera Utara kini memasuki babak baru. Setelah videonya yang memperlihatkan aksi dorongan terhadap seorang pramugari viral di media sosial, Anggota DPRD Sumatera Utara dari Fraksi Golkar, Megawati Zebua, resmi melaporkan akun TikTok yang menyebarkan rekaman insiden tersebut ke pihak kepolisian.
Laporan tersebut dilayangkan ke Polda Sumut pada Jumat (18/4) oleh Megawati, dengan dugaan pencemaran nama baik yang ditujukan kepada akun TikTok bernama @polostakberdosa3. Akun tersebut dinilai telah menyebarkan narasi yang menurut pelapor tidak mencerminkan kenyataan di balik insiden yang terjadi di dalam pesawat Wings Air rute Gunung Sitoli–Deli Serdang.
“Benar ada laporan dari MZ,” ujar Kompol Siti Rohani, Kasubbid Penmas Polda Sumut saat dikonfirmasi, Sabtu (19/4). Ia menambahkan bahwa pelapor merasa dirugikan secara moral atas narasi dalam video yang menyebar luas dan menjadi perbincangan publik. “Pelapor menilai kalimat dalam video tersebut tidak sesuai dengan fakta, akibat dari kalimat tersebut pelapor selaku korban merasa keberatan dan tercemar nama baiknya,” lanjutnya.
Hingga kini, Polda Sumut belum memastikan apakah laporan tersebut akan ditangani melalui jalur Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) atau masuk dalam kategori pidana umum. “Masih menunggu proses. Karena (pelaporan) dilakukan saat hari libur, belum diketahui laporan itu akan dilimpahkan ke unit mana,” jelas Siti.
Akar Konflik di Udara
Kisruh ini bermula dari sebuah peristiwa di udara pada Minggu (13/4), ketika pesawat Wings Air yang tengah mengangkut penumpang dari Gunung Sitoli menuju Deli Serdang menjadi saksi ketegangan antara Megawati Zebua dan seorang pramugari berinisial LCK. Dalam video yang viral di berbagai platform media sosial, terlihat Megawati mendorong bagian leher pramugari dalam situasi yang tampak tegang.
Versi cerita dari kedua belah pihak pun berbeda jauh.
Megawati menjelaskan bahwa tindakannya tersebut bukanlah bentuk agresi, melainkan upaya untuk meminta pramugari bergeser agar memberikan jalan bagi penumpang lanjut usia yang hendak transit ke Padang. Ia juga mengklaim sempat melakukan negosiasi dengan pramugari terkait penempatan barang milik penumpang tersebut, namun komunikasi tak berjalan lancar hingga memicu adu mulut.
Namun, versi dari maskapai Wings Air bertolak belakang. Corporate Communications Strategic of Wings Air, Danang Mandala Prihantoro, menyatakan bahwa Megawati membawa koper yang telah diberi label sebagai bagasi tercatat ke dalam kabin pesawat. Hal ini, kata Danang, melanggar prosedur keselamatan penerbangan yang mengatur barang bawaan penumpang.
“Awak kabin telah mengarahkan agar koper tersebut dimasukkan ke bagasi kargo, sesuai prosedur operasional. Namun, pelanggan menunjukkan sikap tidak kooperatif, menolak instruksi, dan bahkan berusaha melepas label bagasi,” ujar Danang.
Laporan Balasan dari Pramugari
Merasa diperlakukan secara tidak pantas, pramugari LCK pun mengambil langkah hukum. Ia melaporkan Megawati ke Polres Nias atas dugaan penganiayaan. Saat ini laporan tersebut sedang dalam proses penyelidikan.
Dua laporan dalam dua arah pun kini menggantung di atas ruang publik dan hukum. Di satu sisi, Megawati menilai dirinya telah dicemarkan oleh akun media sosial yang menyebarkan video tanpa konteks menurut versinya. Di sisi lain, pramugari LCK merasa telah mengalami kekerasan fisik yang tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Sorotan Publik dan Etika Pejabat
Insiden ini telah menyulut perdebatan publik terkait etika pejabat dalam ruang publik, khususnya dalam interaksi dengan petugas pelayanan. Banyak warganet mempertanyakan sikap Megawati, tak hanya karena tindakannya dalam video, tetapi juga karena langkah pelaporannya terhadap akun TikTok dianggap sebagai bentuk pembungkaman terhadap suara publik.
Sementara itu, Komisi Etik DPRD Sumut juga dikabarkan tengah memantau perkembangan kasus ini guna menentukan apakah akan ada sanksi etik terhadap Megawati.
Kasus ini menyoroti titik sensitif antara kekuasaan, pelayanan publik, dan dunia digital yang kian tak berbatas. Di tengah riuh media sosial, siapa yang akhirnya akan dianggap sebagai korban sebenarnya pramugari, anggota dewan, atau justru publik yang mendambakan transparansi dan keadilan?
(Yaya)
#MegawatiZebua #UUITE #AnggotaDPRDCekcokdenganPramugari #WingsAir