Viral! Investor Bangun Vila Mewah di Atas Laut, Warga Labuan Bajo Kehilangan Akses ke Pantai
![]() |
Labuan Bajo |
D'On, Labuan Bajo – Keindahan pantai Labuan Bajo yang selama ini menjadi kebanggaan masyarakat kini perlahan terkikis oleh investasi besar-besaran. Sejumlah warga mengaku diusir oleh satuan pengamanan (satpam) saat hendak berkunjung ke Pantai Binongko, sebuah pantai yang selama ini menjadi ruang publik. Ironisnya, akses mereka kini dibatasi oleh perusahaan yang memiliki vila-vila mewah yang dibangun di atas laut.
Warga Terhalang, Pantai Bukan Lagi Milik Publik?
Salah satu warga, Rafael Todowela, mengalami langsung pembatasan ini ketika hendak menikmati suasana pantai bersama teman-temannya pada Senin (31/3/2025). Saat mereka tiba di lokasi, mereka langsung dihadang oleh petugas keamanan yang melarang mereka memasuki pantai tersebut.
“Saya dan teman hendak memasuki Pantai Binongko, tetapi kami langsung dihadang oleh satpam dan dilarang masuk,” ujar Rafael, Selasa (1/4/2025). Kejadian ini sontak memicu kemarahannya, mengingat pantai seharusnya menjadi ruang publik yang bisa dinikmati oleh siapa saja.
Tidak ingin menyerah begitu saja, Rafael dan teman-temannya tetap berusaha memasuki pantai. Namun, lagi-lagi mereka diadang oleh satpam lain hingga akhirnya terjadi perdebatan sengit di tempat tersebut.
“Sampai di pantai, kami kembali dicegat dan diminta pergi. Kami pun terlibat adu mulut dengan satpam karena kami yakin bahwa pantai ini bukan milik pribadi,” jelasnya.
Investasi Besar, Privatisasi Pantai?
Fenomena ini tidak lepas dari maraknya pembangunan hotel dan vila yang mengabaikan aturan tentang sempadan pantai. Banyak investor yang membangun properti dalam radius 100 meter dari garis pantai, bahkan lebih jauh lagi, mereka mulai mengaveling lautan dan mendirikan vila-vila serta restoran mewah di atasnya.
Pantai yang dulunya dapat diakses bebas oleh masyarakat kini seakan berubah menjadi area eksklusif bagi tamu-tamu berduit. Warga yang selama ini menggantungkan hidup dari wisata bahari dan kelestarian pantai mulai resah karena akses mereka semakin terbatas.
Wakil Gubernur NTT: "Kami Akan Cek!"
Isu ini pun sampai ke telinga Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, yang mengaku terkejut dengan pembangunan vila-vila mewah di atas laut Labuan Bajo. Ia menyatakan bahwa izin pemanfaatan ruang laut dalam radius 12 mil seharusnya menjadi kewenangan pemerintah provinsi.
“Kami baru tiga minggu menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, jadi ini informasi penting bagi kami. Saya akan mencatat dan menindaklanjutinya,” ujar Johni saat mengunjungi Labuan Bajo pada Kamis (20/3/2025).
Sebagai mantan Kapolda NTT, Johni menegaskan bahwa ia akan mengecek langsung lokasi vila-vila dan restoran yang berdiri di atas laut. Ia menambahkan bahwa pelanggaran seperti ini harus segera ditelusuri karena berpotensi merugikan masyarakat lokal.
“Saya benar-benar tidak tahu ada pembangunan seperti ini. Kami akan cek langsung,” tegasnya.
Kemewahan di Atas Laut, Ketimpangan di Daratan
Vila-vila mewah yang dibangun di atas laut kini dapat ditemukan di beberapa titik strategis, seperti perairan Pantai Waecicu dan perairan utara Labuan Bajo. Sementara itu, restoran mewah yang berdiri di atas laut dapat ditemui di Kampung Ujung, Labuan Bajo.
Keberadaan properti-properti ini memicu ketimpangan yang semakin nyata. Di satu sisi, wisatawan yang menginap di vila mewah menikmati keindahan laut Labuan Bajo dari balkon pribadi mereka, sementara di sisi lain, warga setempat yang telah lama hidup berdampingan dengan alam harus berjuang untuk sekadar berjalan di pesisir pantai yang kini seolah menjadi milik pribadi.
Apakah pemerintah akan benar-benar menindak tegas privatisasi ini? Ataukah Labuan Bajo akan semakin menjadi surga eksklusif bagi investor dan tamu kaya raya? Warga menanti jawaban yang pasti, sebelum semua pantai benar-benar menjadi batasan bagi mereka sendiri.
(Mond)
#Viral #LabuanBajo #Nasional