Viral! Lurah Disiram Air oleh Diduga Debt Collector di Gunungkidul, Harga Diri Pejabat Desa Dilecehkan di Tengah Jalan
Tangkapan layar lurah di Gunungkidul disiram air oleh sekelompok orang diduga penagih utang atau debt collector yang viral di media sosial. (Foto: iNews/Kismaya Wibowo)
D'On, Gunungkidul, DI Yogyakarta – Jagat maya kembali diguncang oleh sebuah video pendek berdurasi 10 detik yang menampilkan aksi tak pantas: seorang lurah tokoh pemimpin desa yang seharusnya dihormati dipermalukan secara terang-terangan di hadapan publik. Video tersebut memperlihatkan Sabiyo, Lurah Desa Krambilsawit, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul, disiram air oleh seorang pria di tempat umum. Peristiwa ini terjadi di kawasan perempatan Legundi, Kecamatan Panggang, dan diduga kuat melibatkan sekelompok penagih utang alias debt collector.
Dalam video yang kini viral di berbagai platform media sosial, tampak Sabiyo duduk pasrah di lantai. Di depannya, seorang pria duduk santai di kursi, bersila dengan posisi dominan. Detik berikutnya, seorang pria lain tiba-tiba muncul dari arah samping membawa ember berisi air. Tanpa ragu, air tersebut disiramkan langsung ke wajah sang lurah. Video itu pun langsung menuai reaksi keras dari publik tak hanya karena perlakuannya yang mempermalukan, tetapi juga karena korbannya adalah seorang pejabat negara.
Dugaan Masalah Pribadi, Tapi Publik Terpukul
Setelah dikonfirmasi, Sabiyo membenarkan bahwa dirinya adalah sosok dalam video viral tersebut. Ia mengaku insiden itu terjadi saat bulan Ramadan, tepatnya pada pertengahan puasa, dan ia sengaja menahan diri untuk tidak bereaksi karena sedang menjalankan ibadah puasa.
"Kejadiannya waktu puasa. Saya menahan emosi karena lagi puasa. Tapi setelah diviralkan dan banyak warga saya tahu, saya rasa saya harus mengambil langkah hukum," ujar Sabiyo, Senin (21/4/2025), dengan nada penuh keteguhan.
Menurut informasi yang dihimpun, peristiwa tersebut berkaitan dengan masalah pribadi antara Sabiyo dan pihak penagih utang. Diketahui, sang lurah memiliki sejumlah kewajiban finansial yang belum tertunaikan. Dalam sebuah pertemuan yang sudah direncanakan, ia diminta untuk datang sendiri ke perempatan Legundi, tempat kejadian perkara. Alih-alih menyelesaikan masalah dengan musyawarah, ia justru diperlakukan secara tidak manusiawi.
Ironisnya, tindakan itu tidak berhenti pada intimidasi fisik. Salah satu dari pelaku ternyata juga merekam kejadian tersebut dan menyebarkannya ke media sosial. Tujuannya tak lain untuk mempermalukan lurah di hadapan publik, yang akhirnya menjadi boomerang besar di tengah masyarakat.
Pemerintah Daerah Turun Tangan: Kami Akan Lindungi Lurah
Menyikapi insiden ini, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menyatakan sikap tegas. Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntari Ningsih, langsung angkat suara. Ia menegaskan bahwa tindakan para penagih utang tersebut sudah jauh melampaui batas kewajaran dan tak bisa ditoleransi.
"Menindaklanjuti video yang viral, kami semua berkumpul hari ini untuk mengklarifikasi akar permasalahan. Pemerintah daerah berkomitmen penuh untuk melindungi hak-hak Pak Lurah. Kami mendukung penuh langkah hukum yang akan diambil," ujar Endah.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pihaknya sedang mengkaji secara menyeluruh akar persoalan yang memicu kejadian tersebut. Setelah semua kronologi dirunut dengan jelas, mereka akan mengawal proses hukum hingga ke tingkat Polres Gunungkidul. "Pak Lurah tidak akan sendiri. Kami akan mendampinginya dalam proses ini," tegasnya.
Sorotan Publik: Dimana Batas Etika Penagihan Utang?
Kejadian ini kembali membuka perdebatan lama tentang cara kerja para debt collector yang kerap bertindak di luar batas hukum dan etika. Terlebih kali ini, korban adalah seorang aparatur pemerintah yang seharusnya dilindungi martabatnya. Apakah tindakan mempermalukan orang di ruang publik dan bahkan merekamnya untuk diviralkan masih bisa dianggap sebagai bagian dari "penagihan"?
Masyarakat pun mendesak agar aparat penegak hukum bertindak cepat dan tegas, bukan hanya untuk melindungi Sabiyo, tapi juga untuk memberikan efek jera kepada pelaku dan mencegah kasus serupa terulang.
Langkah Hukum Menanti, Harga Diri Harus Ditegakkan
Saat ini, Lurah Sabiyo tengah mempersiapkan laporan resmi ke Polres Gunungkidul. Ia berharap agar para pelaku dapat diproses sesuai hukum yang berlaku. Di sisi lain, video tersebut telah memantik kesadaran publik bahwa siapa pun, apalagi pejabat, tidak layak dipermalukan atas persoalan pribadi.
Satu hal yang pasti, masyarakat kini menanti: akankah kasus ini menjadi titik balik penertiban praktik penagihan utang yang tidak beradab? Atau justru akan tenggelam seperti banyak kasus viral lainnya?
Waktu akan menjawab. Namun untuk saat ini, publik hanya bisa berharap dan menuntut keadilan ditegakkan, martabat dijunjung.
(*)
#Viral #DebtCollector #LurahDisiramAir